KOMPOSISI
Adalah proses penggabungan dasar
dengan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi
suatu ‘konsep’ yang belum tertampung dalam sebuah kata. Komposisi dalam bahasa
Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan
pengayaan kosakata (Abdul Chaer, 2008:209)
Contoh
: bukit = gunung kecil, bukit kecil
Rumah = bangunan tempat tinggal, bangunan tempat mengadaikan
Komposisi dalam Peristilahan
Istilah majemuk (lihat Alisjahbana,
1953) digunakan untuk mengacu kepada konsep “gabungan dua buah kata atau lebih”
arti ‘sejenis tanaman yang…’ adalah sebuah kata majemuk; tetapi kumis kucing dalam arti ‘kumis dari seekor
kucing’ bukanlah kata majemuk. Begitu juga dengan bentuk tangan panjang dalam arti ‘pencuri’, membanting tulang dalam arti ‘bekerja keras’ dan meja hijau dalam arti ‘pengadilan’
adalah kata majemuk (Abdul Chaer, 2008: 210).
Dari uraian iatas dapat ditarik dua
kesimpulan. Pertama, konsep kata majemuk seperti yang dimaui Alisyahbana adalah
identik dengan konsep idiom dalam kajian semantik. Kedua, dibuatnya dikolomi
kata majemuk dan bukan kata majemuk.
C.A. Mees (1957) menggunakan istilah
kata majemuk dan aneksi. Dengan istilah kata majemuk dimaksudkan untuk gabungan
kata yang memiliki makna idiomatik, persis sama dengan yang digunakan
Alisyahbana. Sedangkan istilah aneksi dimaksudkan untuk menyebut gabungan kata
yang maknanya masih dapat ditelusuri secara gramatikal, seperti lukisan Yusuf
memiliki makna ‘lukisan milik Yusuf’ atau ‘lukisan buatan Yusuf’; meja tulis
bermakna ‘meja untuk menulis’. Jadi, C.A. Mees menggunakan istilah kata majemuk
untuk komposisi yang bermakna idiomatik, dan aneksi untuk komposisi yang bukan
bermakna idiomatikal.
Aspek Semantik Komposisi
Tujuan utama membentuk komposisi
adalah untuk menampung atau mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan
kita tetapi belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata (Abdul Chaer, 2008 :
212-215). Konsep ini dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
1. Komposisi
yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk
komposisi yang koordinatif. Makna gramatikal hasil penggabungan koordinatif
bisa ‘dan’ bisa juga ‘atau’.
Misalnya
: baca tulis baca
dan tulis
Pulang pergi pulang
dan pergi
2. Komposisi
yang menampung konsep-konsep yang digabungkan
tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif.
Misalnya
: sate lontong Madura = memiliki makna gramatikal ‘sate lontong yang berasal
dari Madura’
Sate Pak Kumis = memiliki makna gramatikal ‘sate buatan Pak Kumis.
3. Komposisi
yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pati, sudah tentu
mmeskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istiilah hanya
digunakan dalam bidang ilmu atgau kegiatan tersebut.
Misalnya
: istilah olahraga = tolak peluru, angkat besi, terjun payung
Istilah pendidikan = guru bantu, buku
ajar, tahun ajaran
4. Komposisi
pembentukan idiom, yakni npenggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan
makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal.
Misalnya
: memeras keringat = bekerja keras
Membanting tulang = bekerja keras
Bau kencur = masih kanak-kanak
5. Komposisi
yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah wujud dalam dunia nyata.
Misalnya
: Griya Matramana
Stasiun Gambir
Selat sunda
Pengembangan Komposisi
Adalah untuk mewadahi konsep-konsep
yang yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya yang bentuk
tunggal. Jika dilihat dari segi semantik, semakin luas komposisi itu makan maknanya
akan semakin “sempit” (Abdul Chaer, 2008: 215-216).
Misalnya
: kereta = mencakup semua jenis kereta yang diketahui, kereta kelinci, kereta
kuda, kereta listrik, dll.
A. Komposisi Nominal
Yang dimaksud dengan komposisi
nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina(Abdul
Chaer, 2008:216) . Misalnya komposisi kakek
nenek dan baju baru pada kedua
kalimat berikut :
-
kakek
nenek pergi berlebaran
-
mereka memekai baju baru
Sebagai pengisi fungsi subjek
komposisi kakek nenek berkategori
nomina; dan sebagai pengisi objek komposisi baju
baru juga berkategori nomina.
Komposisi
nominal dapat dibentuk dari dasar:
a. Nomina
+ nomina, seperti kakek nenek, mejakayu, dan sate kambing.
b. Nomina
+ verba, seperti meja makan, buku ajar, dan ruang tnggu.
c. Nomina
+ ajektifa, seperti guru muda, mobil kecil, dan meja hijau.
d. Adverbia
+ nomina, seperti bukan uang, banyak buaya, dan beberapa murid.
Dalam
kaitannya dengan masalah semantik dapat dibedakan dalam lima macam komposisi
nomina, seperti :
· Komposisi
nominal bermakna gramatikal, makna yang menyatakan :
Ø ‘gabungan
biasa’, sehingga diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan.
Ø ‘bagian’,
sehingga diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari.
Ø ‘kepunyaan
atau pemiliki’, sehingga diantara kedua ubnsurnya dapat disisipkan kata milik.
Ø ‘asal
bahan’, sehingga diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata trbuat dari.
Ø ‘asal
tempat’, sehingga diatara kedua unsurnya dapat disisipkan kata berasal dari.
Ø ‘tempat
melakukan sesuatu’, kedua unsurnya dapat disisipi tempat melakukan sesuatu
Ø ‘kegunaan
tertentu’, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata untuk
Ø ‘bentuk’,
diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata berbentuk
Ø ‘jenis’,
diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata jenis
Ø ‘keadaan,
diantara kedua unsurnya dapat dididipi katra dalam keadaan
Ø ‘seperti
atau menyerupai’, dianatara kedua unsurnya dapat disisipi kata seperti atau serupa
Ø ‘jender
atau jenis kelamin’, dapat disisipi kata berkelamin
Ø ‘model’,
dapat disisipi kata model, dan
lain-lain (Abdul Chaer, 2008:217)
· Komposisi
nominal bermakna idiomatik, ada sejumlah komposisi nominal yang memiliki makna
idiomatik, baik berupa idiom penuh (memiliki makna yang tidak dapat diprediksi
secara leksikal maupun gramatikal) namun makna idiomatik akan lebih jelas jika
dalam konteks kalimat.
Misalnya
: orang tua dalam arti ‘ayah ibu’ = semua orang tua murid sudah hadir di Aula
Kumis
kucing dalam arti ‘tanaman obat’
Kupu-kupu malam dalam arti ‘wanita tuna susila’
atau idiom sebagian (yang salah satu unsurnya
memiliki makna leksikal, seperti komposisi daerah
hitam, pakaian kebesaran, koran kuning, dan gaji buta. Yang meiliki makna
idiomatik adalah kata hitam, kebesaran, kuning, dan buta. (Abdul Chaer,
2008:222-223)
· Komposisi
nominal metafiris
· Komposisi
nominal nama dan istilah
· Komposisi
nominal dengan adverbia
B. Komposisi Verbal
Yang
dimaksud komposisi verbal adalah komposisi yang paa satuan klausa berkategori
verbal (Abdul Chaer, 2008:225). Misalnya komposisi menyanyi menari dan datang
mnghadap pada kedua kalimat berikut :
-
mereka menyanyi menari sepanjang malam.
-
dia datang menghadap kepala sekolah.
Sebagai pengisi fungsi predikat
komposisi menyanyi menari dan datang menghadap kategori verba.
Komposisi
verbal dapat dibentuk dari dasar :
a. Verba+verba,
seperti menyanyi menari, datang
menghadap, duduk termrmenung, dan lari bersembunyi.
b. Verba+nomina,
seperti gigit jari, membanting tulang,
makan tangan dan lompat galam.
c. Verba+adektiva,
seperti lompat tinggi, lari cepat,
berkata keras, dan makan besar.
d. Adverbia+verba,
seperti sudah makan, tidak datang, belum
jumpa dan masih tidur.
Dalam
kaitannya dengan masalah semantik ada tiga macam komposisi verba, seperti :
· Komposisi
verbal bermakna gramatikal, dalam proses pembentukannya muncul beberapa makna
gramatikal, antara lain :
Ø ‘gabungan
biasa’, dapat disisikan kata dan
Ø ‘gabungan
mempertentangkan’, dapat disisipkan kata atau
Ø ‘sambil’,
dapat disisipkan kata sambil
Ø ‘lalu’,
dapat disisipkan kata lalu
Ø ‘untuk’,
dapat didipkan kata untuk (Abdul
Chaer, 2008:226)
· Komposisi
verbal bermakna idiomatik
· Komposisi
verbal dengan adverbia
C. Komposisi Ajektival
Adalah
komposisi yang pada satuan klausa, berkategori adektival (Abdul Chaer,
2008:231). Misalnya komposisi cantik
molek dan kaya miskin dalam klausa berikut :
-
Gadis yang cantik molek itu duduk
termenung
-
Kaya miskin dihadapan Allah sama saja
Komposisi
ajektifal dapat dibentuk dari dasar :
a. Ajektiva+ajektifa,
seperti tua muda, besar kecil dan putih baru
b. Ajektifa+nomina,
seperti merah darah, keras hati dan biru
laut
c. Ajektifa+verba,
seperti takut pulang, malu bertanya dan
berani pulang
d. Adverbia+ajektifa,
seperti tidak berani, sangat indah dan
agak nakal
Dalam
kaitannya dengan semantik ada tiga macam komposisi ajektival, seperti :
· Komposisi
ajektval bermakna gramatikal, antara lain :
Ø ‘gabunagan
biasa’, dapat disisipi kata dan
Ø ‘alternatif
atau pilihan’, kedua unsurnya dapat disisikpan kata atau
Ø ‘seperti’,
kedua unsurnya dapat disisipi kata seperti
Ø ‘serba’,
makna gramatikal ini dapat diperoleh apabila kedua unsurnya berupa dasar yang
sama dan memiliki komponen yang sama
Ø ‘untuk’,
dapat disisipkan kata untuk
Ø ‘kalau’,
dapat disisipkan kata kalau (Abdul Chaer,
2008:232)
· Komposisi
ajektival bermakna idiomatikal, yakni makna yang tidap dapat diprediksi secara
leksikal maupun gramatikal (Abdul Chaer, 2008:234).
misalnya:
panjang usus dalam arti sabar
tinggi hati dalam arti angkuh
· Komposisi
ajektival dengan adverbia, ada dua macam adverbia yang mendampingi ajektival
(Abdul Chaer, 2008:234), yaitu :
Adverbia
negasi : tidak
adverbia
derajat : agak, sama, lebih, tidak mudah, tidak lurus, dan
tidak cantik