Senin, 23 Januari 2017

Proses Morfologi (Abdul Chaer) by Intan Palupi



PROSES MORFOLOGI  
            Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi), pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konveksi).
            Jadi, kalau analisis morfologi mencerai-ceraikan data kebahasaan yang ada, sedangkan proses morfologi mencoba menyusun dari komponen-komponen kecil menjadi sebuah bentuk yang lebih besar yang berupa kata kompleks atau kata yang polimorfemis. (Chaer, 2008: 25)
A.      Afiksasi
Adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik kategori verba, kategori nomina, maupun ajektiva. (Chaer, 2008: 106)
a.    Pembentukan Verba
Afiks-afiks pembentuk verba adalah :
1)       Prefiks ber-
2)       Konfiks dan klofiks ber-an
3)       Klifiks ber-an
4)       Sufiks -kan
5)       Sufiks –i
6)       Prefiks per-
7)       Konfiks per-kan
8)       Konfiks per-i
9)       Prefiks me-
10)    Prefiks di-
11)    Prefiks ter-
12)    Prefiks ke-
13)    Konfiks ke-an
                                                      
1)     Verba Berprefiks ber- 
Bentuk dasar dalam pembentukan verba dngan prefiks ber- dapat berupa :
·        Morfem dasar terikat, seperti pada kata bertempur, berkelahi, berjuang, bertikai dan berhenti. Bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar terikat: tempur, klahi, juang, tikai, dan henti.
·        Morfem dasar bebas, seperti terdapat pada kata berladang, beternak, bekerja, bernyanyi, dan bergaya. Bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar bebas: ladang, ternak, kerja, nyanyi, dan gaya.
·        Bentuk turunan berafiks, seperti kata berpakaian kata dasarnya pakaian, beraturan kata dasarnya aturan, berkekuatan kata dasarnya kekuatan.
·        Bentuk turunan reduplikasi, seperti terdapat pada kata berlari-lari bentuk dasarnya lari-lari, berkeluh-kesah dasarnya keluh-kesah.
·        Bentuk turunan hasil komposisi, seperti pada kata berjual beli bentuk dasarnya jual beli, bertemu muka bentuk dasarnya temu muka.


            I.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+umun), (+milik) dan atau (+bagian).
Contoh: Berayah = mempunyai ayah
 Bermesin = ada mesinnya
 Berjendela = ada jendelanya
          II.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasab). Contoh: Berkebaya = memakai kebaya
 Berjilbab = memakai jilbab
 Berkalung = memakai kalung
       III.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’, menumpang’ atau naik’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+kendaraan).
Contoh: Bersepeda = mengendarai sepeda
 Berkuda = naik kuda
        IV.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+alaman), (+kandungan).
Contoh: Beracun = mengandung racun
 Berair = berisi air 
          V.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’  
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+hasil), atau (+keluar).
Contoh : berproduksi = menghasilkan produksi
       Bertelur = mengeluarkan telur
       Berair mata = mengeluarkan air mata        
        VI.          Verba Berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+bidang usaha).
Contoh : berladang = mengusahakan ladang
              Beternak =mengusahakan ternak
              Bersawah = mengerjakan sawah
     VII.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘melakukan kegiatan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda) dan (+kegiatan).
Contoh : berdebat = melakukan debat
              Bersenam = melakukan senam
              Berdiskusi = melakukan diskusi
   VIII.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+perasaanbatin).
Contoh : begembira = dalam keadaan gembira
              Berduka cita = dalam keadaan duka cita
        IX.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘menyebut’ atau ‘menyapa’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan).
Contoh : berabang = memanggil abang
              Berkakak = menyebut kakak
              Beradik =memanggil adik

          X.          Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘kumpulan’ atau ‘menyapa’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+jumlah) atau (+hitung).
Contoh : berdua = kumpulan dari dua orang
              Bertiga = kumpulan dari tiga orang
              Bertujuh = kumpulan dari tujuh orang
2)     Verba berkonfiks dan berklofiks ber-an
Verba berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam pembentukan. Pertama yang berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar.
Kedua, yang berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. (Chaer, 2008: 112)
Contoh : verba berklofiks, maka bagan proses pembentukannya adalah sebagai berikut :
                   Muncul – ber – an        ber       pakai    an









 



            Maka gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah :
·        Banyak serta todak teratur
·        Saling atau berbalasan
·        Saling berada di

I.          Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak).
Contoh : berlarian = banyak yang berlari dan tidak beraturan
              Bermunculan = banyak yang muncul dan tidak teratur
II.        Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau ‘berbalasan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak).
Contoh : bermusuhan = saling memusuhi
              Bertangisan = saling menangis
             Bersentuha = saling bersentuhan
III.     Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+benda), (+lelaki) dan (+tempati).
Contoh : bersebelahan = saling berada di sebelah
              Berhadapan = saling berada di hadapan

3)       Verba berklofiks ber-kan
Verba berkonfiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks-kan. (Chaer, 2008: 115)
Contoh : senjata diimbuhkan prefiks ber = bersenjata, lalu diimbuhkan sufiks –kan =  bersenjatakan

4)     Verba bersufiks –kan
Dalam prosesnya, sufiks –kan bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen maka (+tindakan) dan (+sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal (steam) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif. (Chaer, 2008: 117)

I.        Verba bersufiks –kan memiliki gramatikal; ‘jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas).
Contoh : tenangkan = jadika tenang
       Damaikan = jadikan damai
II.      Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat) atau (+arah).
Contoh : pinggirka = jadikan berada di pinggir
      Tempatka = jadikan berada itempat
III.    Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang lain’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran).
Contoh : ambilkan = lakukan ambil untuk orang lain
      Belikan = lakukan beli untuk orang lain
IV.    Verba bersuiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran).
Contoh : lemparkan = lakukan lempar akan
      Hapuskan = lakukan hapus akan
V.      Verba bersufikd –kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ruang).
Contoh : gudangkan = bawa masuk ke gudang
  Petikan = bawa masuk ke peti

5)     Verba bersufiks-i
Adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (steam) dalam pembentukan verba inflektif (Chaer, 2008: 119). Verba bersufiks –i digunakan dalam:
I.        Kalimat Imperatif
Contoh: tolong gulai the ini!
            Mari kita hampiri anak itu!
II.      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + (pelaku) + verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan.
contoh: kemarin beluai sudah kami hubungi.
            Anak-anak yatim itu harus kita santuni.  
III.   Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (+aspek) + pelaku + verba.
Contoh: desa yang akan kita kunjungi berada dibalik bukit itu.
            Orang yang harus kamu surati sudah ada disini.

6)     Verba berprefiks per-
Adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (Chaer, 2008: 124). Verba ini dapat digunakan dalam:
I.        Kalimat imperatif
Contoh: persingkat bicaramu!
            Perpanjang dulu KTP-mu ini!
II.      Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku + verba.
contoh: penjagaan akan kami perketat nanti malam.
            syarat-syaratnya harus kita perlunak untuk mereka.
III.   Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + aspek + pelaku + verba.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam kini telah dangkal lagi.
            Gubernur akan meninjau bagunan yang beru kita perluas.


7)     Verba berkonfiks per-kan
Adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, berprefiks di- atau berprefiks ter-). Verba ini digunakan pada kalimat:
I.        Kalimat imperatif
Contoh: persiapkan dulu bahan-bahannya!
            Jangan perdebatkan lagi masalah itu!
II.      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) +pelaku + verba.
Contoh: anak itu akan kita vpertemukan dengan orang tua angkatnya.
         Masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
III.   Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (+aspek) + pelaku
Contoh: tariang yang sudah mereka pertunjukkan akan diulang lagi.
            Film yang mereka hendak persembahkan perlu disensor dulu. 
B.       Pembentukan Nomina

Afiks pembentuk nomina turunan sejauh ini adalah :
1)       Prefiks ke-
2)       Konfiks ke-an
3)       Prefiks pe-
4)       Konfiks pe-an
5)       Konfiks per-an
6)       Sufiks –an
7)       Sufiks –nya
8)       Preiks ter-
9)       Infiks –el, -em, dan –er
10)    Sufiks dari bahasa asing (Chaer, 2008: 144).
1)       Nomina perprefiks ke-
Ada tiga buah kata yaitu: kekasih dan kehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’, dan ‘yang dikehendaki’. 
2)       Nomina berkonfiks ke-an
Ada dua macam proses pembetukan nomina dengan konfiks ke-an. Pertama, yang dibentuk langsung dari bentuk dasar, baik dari akar tunggal maupun akar majemuk.
Contoh : kehutanan dan keolahragaan
       Kedua, dibentuk dari akar, tetapi melalui verba /(yang dibentuk dari akar tersebut) yang menjadi predikat dalam satu klausa.
Contoh : keberanian (yang diturunkan dari verba berani, dari klausa mereka ungguh berani).
              Kesedihan (yang diturunkan dari verba sedih, dari klausa kami sangat sedih).
                                                                            
3)       Nomina berkonfiks ke-an
Contoh : kehutanan, artinya hal hutan
              Keolahragaan, artinya hal olahraga
4)       Nomina berprefiks pe-
Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan prefiks pe-. Prtama dengan menggunakan kaidah persengauan, dan yang kedua tidak menggunakan kaidah persengauan.
Contoh menggunakan kaiah persengauan :
ü  Perawat             verba : merawati
ü  Pewaris             verba : mewarisi
ü  Pengamen         verba : mengamen
Contoh tidak menggunakan kaidah prsengauan :
ü  Peladang (dari dasar ladang melalui verba berladang )
ü  Petapa (dari dasar tapa melalui verba bertapa)

5)     Nomina berkonfiks pe-an
Contoh : perawatan, pelarian, pewarisan, penyakitan, pemantapan, penantian.
C.      Pembentukan Ajektiva
1)     Dasar Ajektiva Berafiks Asli Indonesia
Adanaya ketumpang tindihan kata-kata berkelas ajektiva dengan kelas lain, seperti nomina dan verba.

1)     Dasar Ajektiva Berprefiks pe-
Contoh : pemalu                        pendendam                   pembenci
            Pemarah           peragu                          pencemas
             Pengecut          pemberani                    penakut
2)     Dasar Ajektiva Berprefiks se-
Contoh : sepintar A = sama pintar dengan A
             secantik B = sama cantik dengan B
3)     Badas Ajektiva Bersufiks –an
Contoh : pintaran A = lebih pintar A
             Cantikan B = lebih cantik B
4)     Dasar Ajektiva Berprefiks ter B
Contoh : terpandai = paling pandai
              Tercantik = paling cantik
5)     Dasar Ajektiva Berkonfiks ke-an
Contoh : kehitaman = agak hitam
             Kemerahan = agak merah
             Kekuningan = agak kuning
6)     Dasar Ajektiva Berklofiks me-kan  
Contoh : memalukan = menyebabkan malu
             Memilukan = menyebabkan pilu
             Mengkhawatirkan =menyebabkan khawatir
7)     Dasar Ajektiva Berklofiks me-i
Contoh : mencintai = merasa cinta pada
             Mengagumi = merasa kagum pada
             Menghormati = merasa hormat pada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar