Senin, 23 Januari 2017

MORFOFONEMIK Menurut Abdul Chaer



MORFOFONEMIK
Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain (Ramlan, 1985:75). Menurut Sumadi (2010:140) morfofonemik ialah “perubahan fonem” yang terjadi akibat bertemunya morfem yang satu dengan morfem yang lain. Sedangkan menurut (Chaer, 2008: 43) menjelaskan bahwa morfofonemik (disebut juga morfonologi atau morfofonologi) adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi. Umpamanya dalam proses pengimbuhan sufik –an pada dasar hari akan muncul bunyi [y], yang dalam ortografi tidak dituliskan, tetapi dalam ucapan dituliskan.
A.      Jenis Perubahan
Menurut Chaer, 2008: 43 dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi ini. Di antaranya adalah :
1.       Pemunculan fonem, yakni munculnya fonem (bunyi) dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada.
Contoh: hari + an à hariya.
2.       Pelepasan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks ber- pada dasar renang, maka bunyi [r] yang ada pada prefiks ber- dilesapkan.
Contoh: ber + renang  à berenang
3.       Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi.  Misalnya, dalam pengimbuhan prefiks me- pada dasar sikat, maka fonem [s] pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan fonem nasa /ny/.
Contoh: me + sikat      à menyikat
4.       Perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi.
Contohnya: ber + ajar  à belajar
5.       Pergeseran fonem, yakni berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lain.
Contoh: lompat + I      à me.lom.pati
 Ja.wab + an   à ja.wa.ban

B.      Mofofonemik Pembentuk Kata Bahasa Indonesia
Mofofonemik dalam pembentuk kata bahasa Indonesia terutama terjadi dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi hampir tidak ada. Dalam proses afiksasipun terutama, hanya dalam prefiksasi-prefiksasi tertentu (Chaer, 2008: 46), seperti :
1.   Morfofonemik Prefiks ber-
Ada empat peristiwa morfofonemik pada prefiks ber-, yaitu :
·       Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/
Misalnya : beransel, berupa, berenang, berendam
·       Prefks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/
Misalnya : ber + kerja
à bekerja
ber + serta
à beserta
Bandingkan dengan : ber + karya
à berkarya
ber + kurban
à berkurban
dalam kedua kata tersebut prefiks ber tidak berubah karena suku pertamanya tidak berakhir dengan /er/ tetapi /ar/ dan /ur/.

·       Prefiks ber- berubah menjadi bel- jika ditambahkan pada dasar tertentu
Misalnya : ber + ajar
à belajar

·       Prefiks ber- tidak berubah bentuknya apabila digunakan dengan dasar di luar kaidah 1-3 di atas.
Misalnya : ber + layar
à berlayar
ber +main
à bermain
ber+peran
à berperan 
2.     Morfofonemik Prefiks meng-
Ada tujuh peristiwa morfofonemik pada prefiks meng-, yaitu :
·       Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /h/, /x/ bentuk meng- tetap meng-/men-/.
Misalnya : mengawali, mengikuti, mengubah, mengekor, mengarang, menghitung.
·       Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /l/, /m/, /n/, /r/, /y/, atau /w/, bentuk tersebut akan menjadi me-
Misalnya : melalui, meronta, meyakini, mewariskan
·       Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d/, atau /t/, prefiks tersebut berubah menjadi men-
Misalnya : mendengar, menulis
·       Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /b/, /p/, atau /f/, prefiks tersebut berubah menjadi mem-
Misalnya : membawa, memarkir, memfitnah
Fonem /f/ berasal dari bahasa asing maka tidak diluluhkan. Pada kata patuhi dan pakai, fonem /p/ luluh. Akan tetapi, peluluhan itu tidak terjadi jika fonem /p/ merupakan bentuk yang mengawali prefiks per- atau dasarnya berawal dengan per- dan pe- tertentu.
Misalnya : mempelajari, memperbincangkan
·       Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, dan /s/, bentuk meng- berubah menjadi men-, meny-, men-,
Misalnya : mencubit, mencopot, menjadikan, menjajakan, menyapu
·       Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang bersuku satu, bentuk meng- berubah menjadi menge-
Misalnya : mengetik, mengerem, mengepel, mengebom
·       Jika verba yang berdasar tunggal direduplikasi, dasarnya diulangi dengan mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya. Dasar yang bersuku satu mempertahankan unsur nge- di depan dasar yang direduplikasi. Sufiks (jika ada) tidak ikut direduplikasi,
Misalnya : menulis-nulis, menari-nari, mengelap-ngelap
3.     Morfofonemik Prefiks per-
Ada tiga peristiwa morfofonemik pada prefiks per-, yaitu:
·       Prefiks per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada dasar yang dimulai fonem /r/ atau dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/
Misalnya : perasa, peraba, pekerja, peserta
·       Prefiks per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar.
Misalnya : per- + ajari
à pelajari
·       Prefiks per- tidak mengalami perubahan bentuk jika bergabung dengan dasar lain di luar kaidah 1 dan 2 di atas.
Misalnya : perdalam, perluas, perkaya, perindah, perbaiki
4.      Morfofonemik Prefiks ter-
Morfofonemik ter mengalami dua peristiwa morfofonemik yaitu:
·         Jika suku pertama kata dasar berakhir dengan bunyi /er/, fonem /r/ pada prefiks ter- ada yang muncul dan ada pula yang tidak.
Misalnya : ter + percaya
à terpercaya
ter + cermin
à tercermin
·          Di luar kaidah di atas, ter- tidak berubah bentuknya.
Misalnya : ter + pilih
à terpilih
ter + bawa
à terbawa

C.      Bentuk Nasal dan Tak Bernasal
Hadir dan tidaknya bunyi nasal tidak selamanya mengikuti kaidah morfofonemik. Hadir dan tidaknya bunyi nasal dalam pembentukan katabahasa Indonesia sangat erat berkaitan dengan tiga hal, yaitu (1) tipe verba yang “menurunkan” bentuk kata itu; (2) upaya pembentukan kata sebagai istilah; (3) upaya pemberian makna tertentu. (Chaer, 2008: 56)
1.   Kaitan dengan tipe verba
Dalam bahasa Indonesia ada empat macam tipe verba dalam kaitannya dengan proses nasalisasi, yaitu (a) verba berprefiks me- (termasuk verba me-kan, dan me-i); (b) verba berprefiks me- dengan pangkal per, per-kan, dan per-I; (c) verba berprefiks ber-; dan (d) verba dasar (tanpa afiks apa pun).
Kaidah penasalan untuk verba berprefiks me- (dengan nomina pe- dan nomina pe-an) yang diturunkannya adalah sebagai berikut:
Afiks
nasal
Fonem awal bentuk dasar
Me-
Me-kan
Me-i
1.     Ø
2.     M
3.     N
4.     Ny
5.     ng
l, r, w, y, m, n, ny, ng
b, p, f
d, t
s, c, j
k, g, h, k
h, a, l, u, e, o

6.     nge
Eka suku
Dari bagai dapat dilihat bahwa dalam proses pengimbuhan afiks me, me-kan, dan me-i akan terjadi.
·     Nasal tidaka akan muncul bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /l, r, w, y, m, n, ny, atau ng/.
Contoh : meloncat, peloncat, peloncatan
              Merawat, perawat, perawatan
              Mewarisi, pewaris, pewarisan
·     Akan muncul nasal /m/ bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /b, p, dan f/.
Contoh : membina, prmbina, prmbinaan
              Memfitnah, pemfitnah, pemilih
·     Akan muncul nasal /n/ bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /d, atau t/.
Contoh : mendengar, pendengar, pendengaran
              Mendapat, prndapat, pendapatan
              Menemukan, penemu, penemuan
·     Akan muncul nasal /ny/ bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /s, c, dan j/.
Contoh : menyambut, penyambut, penyambutan
              Menyakiti, penyakit, penyakitan
              Menyjahit, penyjahit, penyjahitan
              Penyjual, penyjual, penyjualan
·     Akan muncul nasal /ng/ bila bentuk dasarnya diawali dengan fonem /k, g, h, kh, a, l, u, e, atau o/.
Contoh : mengirim, pengirim, pngiriman
              Mengkhianati, pengkhianat, pengkhianatan
              Mengadu, pengadu, pengaduan
              Mengelak, pengelak, penggelakan
·     Akan muncul nasal /nge-/ apabila bentuk dasarnya berupa kata ekasuku.
Contoh : mengetik, pengetik, pengetikan
              mengelas, pengelas, pengelasan
              mengecat,  pengecat, pengecatan
              mengebom, pengebom, pengeboman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar